
Hujan merembes lagi
Syahdu dapat kuungkapi
Derai tangis si awan pada bumi
Seru menanti
Lekanya sepi
Pasti.
Tangisnya bikin semua girang
Detup detap bumbung berlubang
Rembes merembes selang menyelang
Aku yang tadi suram kini terang.
Nanti terus nanti
Deraian yang tidak henti
Ku pinta ianya menyelubungi
Seluruh sanubari.
Mula tenang
Khayal dan senang
Semuanya bagai diulit mambang
Menghayati si renyai yang makin kurang.
Titis titik embun
Hirup dalam-dalam biar tersusun
Fikrah ku jelang meruntun
Agar ia terus mengalun
Kasih pada dia
Syukur padaNya
Masih sayang akan kita
Dingin terasa
Ahh indahnya.
Tangis si awan makin lenyap
Mungkin letih, makin senyap
Aku terus henyak
Ku biarkan titis itu ratah isi bumi
Sentuh kulit si bayi
Dingin di hati.
Tandanglah lagi
Pinta hati
Oh seru sang diri
Hanya sekali ia pergi
Pasti kembali.
Biarkan rembesan itu mencium pipi
Kuyup di dahi
Kusemai titis itu di diri
Aku kini bagai sang pari
Indah terperi
Tatkala titis itu bermandi
Basah diri sendiri.
Oh titis hujan jangan kau pergi
Jamah aku ini
Ku ingin lagi
Pinta aku tak mau henti
Cinta aku pada Ilahi
Ia suci..
08 : 22 p.m
18 Mei 2010
dimana aku sembah pada bumi.
wah... ain. puisi yg puitis... napalah tak masuk penulisan...:)
ReplyDeletesari.. adoi malu nih org penulisan comment. hehe.
ReplyDeletesaja2 je nih.
memang minat menulis dari dulu. kumpul2 biasa je.
ni saja mencuba utk blog. thanks ya.. ;)